Apa itu kawa daun?
Untuk teman-teman yang sudah membaca tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Visit West Sumatera" pasti sudah mendapatkan gambaran tentang apa itu kawa daun.
Kawa artinya kopi yang diambil dari bahasa arab yaitu qahwah.
Dapat diartikan bahwa kawa daun adalah minuman yang terbuat dari rebusan daun kopi. Sebelum kawa daun tersaji sebagai minuman yang nikmat, kawa daun melewati proses pengeringan terlebih dahulu. Proses pengeringannya adalah dengan cara di asap atau dalam bahasa minang juga disebut "di sangai". Biasanya daun-daun kopi digantung diatas tungku masak sehingga asap atau panas dari tunggu tersebutlah yang dimanfaatkan untuk mengeringkan daun kopi.
Namun dibalik nikmatnya kawa daun terselip sejarah pahit yang melatarbelakanginya. Ada beberapa versi sejarah tentang munculnya ide meminum kawa daun dan cerita yang paling sering diperdengarkan yakni, konon katanya pada masa pejajahan Belanda. Mereka menerapkan tanam paksa kopi di ranah minang sehingga seluruh biji kopi harus dijual kepada mereka tanpa tersisa sebutir pun sehingga masyarakat tidak dapat mencicipi rasa minuman dari biji kopi tersebut. Demi mencicipi rasa kopi yang harum tercetuslah ide untuk mengolah daun kopi yang terinspirasi dari cara pengolahan daun teh meski rasa daun kopi tidak sama dengan rasa biji kopi tapi setidaknya ada aroma kopinya walau samar. Cerita sejarah lengkapnya bisa baca disini.
Namun dibalik nikmatnya kawa daun terselip sejarah pahit yang melatarbelakanginya. Ada beberapa versi sejarah tentang munculnya ide meminum kawa daun dan cerita yang paling sering diperdengarkan yakni, konon katanya pada masa pejajahan Belanda. Mereka menerapkan tanam paksa kopi di ranah minang sehingga seluruh biji kopi harus dijual kepada mereka tanpa tersisa sebutir pun sehingga masyarakat tidak dapat mencicipi rasa minuman dari biji kopi tersebut. Demi mencicipi rasa kopi yang harum tercetuslah ide untuk mengolah daun kopi yang terinspirasi dari cara pengolahan daun teh meski rasa daun kopi tidak sama dengan rasa biji kopi tapi setidaknya ada aroma kopinya walau samar. Cerita sejarah lengkapnya bisa baca disini.
Dewasa ini kawa daun sudah semakin populer, penikmatnya pun tidak hanya dari kalangan orangtua tetapi juga dari kalangan muda-mudi karena kini kawa daun tidak hanya bisa dicicipi di warung kopi tradisional saja namun banyak pula cafe yang menjajakan olahan daun kopi ini dengan berbagai variasi, ada yang ditambahkan susu dan ada pula yang ditambahkan telur yang disajikan seperti teh talua dan untuk lokasi cafenya tinggal googling aja coy.
Walaupun kawa daun sudah naik level tetapi cara penyajian kawa daun dengan menggunakan tempurung kelapa masih dipertahankan hingga kini.
Kawa daun biasanya disajikan dengan gula merah atau gulo saka(minang accent)
Alasannya?
karena pada zaman dahulu, gula merah lebih mudah didapatkan dan sudah menjadi ciri khasnya juga. Nah kalau menurut saya pribadi sih, gula merah itu kan memiliki aroma yang khas jadi bisa sedikit menyamarkan bau-bau asap dari si kawa daun tersebut dan akan semakin menambah kenikmatan kawa daun.
Kalau sekarang banyak juga yang meminum kawa daun dengan menambahkan gula putih tapi mau pake gula merah atau gula putih, balik lagi ke selera masing-masing.
Ketika saya berkunjung ke "Pondok Goreng Kawa Daun Mangkuto" selain saya menikmati seduhan kawa daun tetapi saya juga membeli kawa daun yang sudah dikeringkan untuk coba seduh sendiri dirumah. Saya juga menanyakan cara merebus kawa daun ke si penjual.
"Beliau menyebutkan untuk merebus kawa daun cukup dengan perbandingan 1 (air) : 1 (kawa daun)".
Namun pada percobaan pertama gagal karena rasanya jadi light banget cuma wangi kawa daunnya yang dapat tapi rasanya hambar 😂.
Percobaan selanjutnya baru endolita rasanya...
saya bagikan resepnya ya, siapa tau mau coba buat juga..
Bahan:
1 gelas kawa daun kering
3 gelas air
80 gr gula merah (bisa di adjust kalau suka manis)
Cara membuat:
Campurkan semua bahan dan rebus hingga mendidih dan air kawa menyusut dari 3 gelas menjadi 2 gelas. Sajikan
Menikmati Kawa daun paling enak kalau ditemani gorengan kalau saya menikmati kawa daun pake pisang goreng ketan.
like this!
Cara Penyajian Kawa Daun |
Kawa daun biasanya disajikan dengan gula merah atau gulo saka(minang accent)
Alasannya?
karena pada zaman dahulu, gula merah lebih mudah didapatkan dan sudah menjadi ciri khasnya juga. Nah kalau menurut saya pribadi sih, gula merah itu kan memiliki aroma yang khas jadi bisa sedikit menyamarkan bau-bau asap dari si kawa daun tersebut dan akan semakin menambah kenikmatan kawa daun.
Kalau sekarang banyak juga yang meminum kawa daun dengan menambahkan gula putih tapi mau pake gula merah atau gula putih, balik lagi ke selera masing-masing.
Ketika saya berkunjung ke "Pondok Goreng Kawa Daun Mangkuto" selain saya menikmati seduhan kawa daun tetapi saya juga membeli kawa daun yang sudah dikeringkan untuk coba seduh sendiri dirumah. Saya juga menanyakan cara merebus kawa daun ke si penjual.
"Beliau menyebutkan untuk merebus kawa daun cukup dengan perbandingan 1 (air) : 1 (kawa daun)".
Namun pada percobaan pertama gagal karena rasanya jadi light banget cuma wangi kawa daunnya yang dapat tapi rasanya hambar 😂.
Percobaan selanjutnya baru endolita rasanya...
saya bagikan resepnya ya, siapa tau mau coba buat juga..
Bahan:
1 gelas kawa daun kering
3 gelas air
80 gr gula merah (bisa di adjust kalau suka manis)
Cara membuat:
Campurkan semua bahan dan rebus hingga mendidih dan air kawa menyusut dari 3 gelas menjadi 2 gelas. Sajikan
Menikmati Kawa daun paling enak kalau ditemani gorengan kalau saya menikmati kawa daun pake pisang goreng ketan.
like this!
0 komentar